Poster 'Raksasa Dari Jogja' |
DIADAPTASI dari sebuah novel, film Raksasa dari Jogja, mampu menghidupkan cerita yang ditulis oleh Dwitasari. Bahkan penulis novel ini mengaku puas dengan film garapan Monty Tiwa. Meski tidak sama 100 persen, tapi film ini mampu menggambarkan novel karyanya. Novel ini sendiri ditulis berdasarkan pengalaman nyata Dwitasari.
”Novel itu saya tulis pada 2012. Saat itu sedang jatuh cinta dengan pria bertubuh tinggi. Gubahan dalam film tidak mengubah garis novel. Saya suka dengan hasilnya, mampu menghidupkan cerita dalam novel,” ujarnya di sela acara jumpa media dan fans di Ambarrukmo Plaza, Minggu sore (27/3).
Dwitasari menuturkan, setting dalam novel memang di Jogja. Itu bukannya tanpa alasan. Sebab, Jogja memberikan kesan tersendiri bagi penulis novel Cinta tapi Beda ini. Kedekatan Dwitasari dengan Jogja terbangun karena ayahnya lahir di Kota Gudeg ini.
Film Raksasa dari Jogja sendiri resmi diputar di seluruh jaringan bioskop Indonesia pada 31 Maret besok. Beberapa nama yang turut meramaikan film ini seperti Dwi Sasono, Ray Sahetapy hingga Stella Cornelia eks JKT48.
Film ini menceritakan kisah percintaan antara Bian yang diperankan
Karina Salim dan Gabriel yang diperankan Abrar Adrian. Selain bumbu
percintaan film ini juga memuat kampanye anti kekerasan dalam rumah
tangga (KDRT).
”Kenyataannya di sekeliling kita masih banyak terjadi kasus KDRT. Ini seperti efek yang menular, kadang ada trauma dialami anak. Ini bisa terulang saat dewasa, jika anak tersebut terluka secara psikis,” kata Karina Salim
Bahkan untuk mendalami peran Bian, Karina melakukan riset tokoh. Ini dilakukan dengan melihat temannya sendiri. Dalam riset ini, Karina menemukan bahwa anak memiliki sisi trauma yang mendalam. Terutama kekerasan yang dialami semenjak anak itu masih kecil.
”Bisa jadi KDRT awareness, agar kita tetap peka bahwa kasus ini tetap ada. Satu hal yang perlu dilakukan, mau terbuka ketika mengalami hal ini,” kata perempuan kelahiran Jakarta, 24 agustus 1991 ini.
Peran Bian dalam film ini sendiri digambarkan sebagai sosok yang introvert. Hingga akhirnya memutuskan untuk pindah ke Jogjakarta. Disinilah cerita berawal ketika bertemu sosok Gabriel. Sosok Gabriel sendiri digambarkan sebagai sosok ekstrovert namun temperamental. Dalam film ini sosok Gabriel memang digambarkan bertubuh raksasa. Makanya, disebut raksasa dari Jogja.
Sumber:
Credits by 48family ina
SOCIALIZE IT →